“SULUK AHKLAQI HAKIM” dan Sifat “THABI'I”,
Seekor burung rajawali yg sedang bermalas-malasan duduk bersantai diatas cabang sebuah pohon.. matanya menatap kebawah …memperhatikan sesuatu yg berada dibawahnya..
Tampak dibawahnya seekor induk ayam, berjalan melangkah dengan pongah… dadanya tampak dibusungkan kedepan.. Sungguh tampak sekali induk ayam ini berbangga dengan keadaannya… seolah ia mengatakan “lihatlah aku…buluku sangat indah..tak ada yg menyamaiku” … “lihatlah keberhasilan diriku”…. Dengan congkak induk ayam berbangga dilingkungan komunitasnya sendiri…
Melihat tingkah induk ayam ini…sang rajawali tertawa terbahak-bahak….
“Hei … ayam yang bodoh ..berbangga dengan dengan keadaan yang sempit… “ “Lihatlah dirimu.. adakah yg dapat kau banggakan dibandingkan diriku… dalam semua hal aku lebih unggul dari dirimu” … sambil berteriak sang rajawali meninggalkan induk ayam yg bodoh dan congkak ini… rajawali terbang menuju angkasa dengan perasaan yg juga berbangga diri dan congkak...
Gambaran kesombongan dan congkak ini banyak tumbuh dalam
jiwa manusia…
Dalam pandangan islam ini merupakan bagian dari suatu kebiasaan, contohnya orang mudah kaget bila ada suara keras yg masuk telinganya atau orang yg mudah gemetar bila dalam keadaan takut… dan ada juga …seseorang yang mudah tergerak dan tergoda untuk marah hanya dengan sebab sepele ,,,, bahkan … ada orang yg gampang berbangga dan sombong bila merasakan sesuatu yg dianggapnya sebagai keberuntungan atau “nikmat” Hal ini lazim disebut sifat “thabi’i “ Dan Ini merupakan gambaran ahlaq sebagaian manusia…
Sebetulnya Akhlaq adalah suatu kondisi kejiwaan yang stabil, konstan, bukan sesuatu yang ada diluar diri manusia, yang nampak dalam penampilan, akan tetapi sesuatu yang terkait erat dengan batin manusia. Tentu saja kita memerlukan sebuah pemandangan lahiriyah (mazhhar) yang bisa menunjukkan kita kepada sifat kejiwaan yang stabil tadi. Dan apa yang ditampakkan oleh sifat kejiwaan yang stabil tadi disebut suluk, jadi suluk itu adalah bentuk lahiriyah daripada akhlaq. Suluk adalah bukti akhlaq, simbol akhlaq. Jika suluknya baik maka hal itu menunjukkan bahwa akhlaqnya baik dan jika suluknya jelek berarti akhlaqnya adalah jelek. Suluk yang jelek akan melahirkan tingkah seperti cerita induk ayam dan burung rajawali diatas… Hindarilah suluk yang seperti ini… jadilah suluk akhlaqi hakim atau orang yg berperilaku moral yang bijak.
Dalam pandangan islam ini merupakan bagian dari suatu kebiasaan, contohnya orang mudah kaget bila ada suara keras yg masuk telinganya atau orang yg mudah gemetar bila dalam keadaan takut… dan ada juga …seseorang yang mudah tergerak dan tergoda untuk marah hanya dengan sebab sepele ,,,, bahkan … ada orang yg gampang berbangga dan sombong bila merasakan sesuatu yg dianggapnya sebagai keberuntungan atau “nikmat” Hal ini lazim disebut sifat “thabi’i “ Dan Ini merupakan gambaran ahlaq sebagaian manusia…
Sebetulnya Akhlaq adalah suatu kondisi kejiwaan yang stabil, konstan, bukan sesuatu yang ada diluar diri manusia, yang nampak dalam penampilan, akan tetapi sesuatu yang terkait erat dengan batin manusia. Tentu saja kita memerlukan sebuah pemandangan lahiriyah (mazhhar) yang bisa menunjukkan kita kepada sifat kejiwaan yang stabil tadi. Dan apa yang ditampakkan oleh sifat kejiwaan yang stabil tadi disebut suluk, jadi suluk itu adalah bentuk lahiriyah daripada akhlaq. Suluk adalah bukti akhlaq, simbol akhlaq. Jika suluknya baik maka hal itu menunjukkan bahwa akhlaqnya baik dan jika suluknya jelek berarti akhlaqnya adalah jelek. Suluk yang jelek akan melahirkan tingkah seperti cerita induk ayam dan burung rajawali diatas… Hindarilah suluk yang seperti ini… jadilah suluk akhlaqi hakim atau orang yg berperilaku moral yang bijak.
...……”SALAM”……….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar